Lolos sebagai 25 besar tim terbaik yang berhak menuju babak final dari 196 tim adalah sebuah kebanggan yang sangat besar. Selain sebuah kebanggan, juga terdapat kenangan yang tersimpan rapi di memori otak. Mulai dari kedatangan, acara, perkenalan, hingga penutupan. Semua saya rangkum secara ringkas agar kenangan indah ini tidak hilang dengan cepat.
Hari Jum'at, 6 November 2015 adalah tonggak bersejarah di hidup saya. Hari itu adalah hari keberangkatan saya, Grace, Dita dan Bu Erlinda menuju Bandara Sokearno-Hata. Ada sebuah fakta unik mengenai diri saya mengenai keberangkatan saya. Dimana, hari itu adalah pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir, saya bisa naik pesawat (lagi). Dan pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir pergi ke daerah di luar Pulau Kalimantan.
Kami lepas landas dari Bandara Internasional Supadio Pontianak pada pukul 12.10 WIB menggunakan pesawat Sriwijaya Air. Perjalanan udara yang memakan waktu kira-kira 1 setengah jam mengantarkan kami ke landasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kedatangan kami di bandara tersebut langsung disambut oleh panitia nya. Terutama LO tim SMAN 1 Pontianak, yaitu Kak Ida Ayu Ghardina. Atau yang biasa dipanggil Kak Dayu. Dia adalah mahasisa baru di Jurusan Hubungan Internasional UI. Kereenn kaann??
Kami lepas landas dari Bandara Internasional Supadio Pontianak pada pukul 12.10 WIB menggunakan pesawat Sriwijaya Air. Perjalanan udara yang memakan waktu kira-kira 1 setengah jam mengantarkan kami ke landasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kedatangan kami di bandara tersebut langsung disambut oleh panitia nya. Terutama LO tim SMAN 1 Pontianak, yaitu Kak Ida Ayu Ghardina. Atau yang biasa dipanggil Kak Dayu. Dia adalah mahasisa baru di Jurusan Hubungan Internasional UI. Kereenn kaann??
Sempat menunggu agak lama di bandara demi menunggu kedatangan peserta lain yang masih dalam perjalanan. Selama waktu menunggu itu, saya berhasil kenalan dengan salah seorang peserta dari SMA Pangudi Luhur Van Lith, namanya Ezra.Dia laki ya. Lalu saya kemudian dikenalkan sama dua orang temannya yang lain, Anita dan Retha.
Kira-kira habis Ashar, bis yang menjemput kami akhirnya datang. Semua peserta yang telah datang ke bandara lalu mengangkut semua barang bawaannya ke dalam bis yang berbeda dibantu dengan panitia. Sehingga, seluruh peserta dimasukan dalam satu bis yang sama menuju Universitas Indonesia.
Perjalanan itu membuat saya mendapat sebuah pengalaman baru, yaitu melihat kemacetan Jakarta dari dekat :v hahahaa. Akibatnya, perjalanan kesana yang sebenarnya hanya memakan waktu 2 jam, harus ditempuh kurang lebih 3-4 jam lamanya.
Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan. Bis yang kami tumpangi akhirnya berhenti di Wisma Makara Universitas Indonesia. Tempat penginapan yang kami gunakan selama 6 hari kedepan.
Kira-kira habis Ashar, bis yang menjemput kami akhirnya datang. Semua peserta yang telah datang ke bandara lalu mengangkut semua barang bawaannya ke dalam bis yang berbeda dibantu dengan panitia. Sehingga, seluruh peserta dimasukan dalam satu bis yang sama menuju Universitas Indonesia.
Perjalanan itu membuat saya mendapat sebuah pengalaman baru, yaitu melihat kemacetan Jakarta dari dekat :v hahahaa. Akibatnya, perjalanan kesana yang sebenarnya hanya memakan waktu 2 jam, harus ditempuh kurang lebih 3-4 jam lamanya.
Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan. Bis yang kami tumpangi akhirnya berhenti di Wisma Makara Universitas Indonesia. Tempat penginapan yang kami gunakan selama 6 hari kedepan.
nSesampainya di wisma, seluruh peserta kemudian diminta untuk melakukan registrasi sekaligus mencari tahu kamar nomor berapa yang akan digunakan. Kebetulan saya mendapat kamar 310.
Setiap kamar berisi dari 3-4 orang, dan di setiap kamar tidak ada peserta yang berasal dari satu sekolah. Sehingga saya mau tidak mau harus berkenalan dan bercengkrama dengan teman baru. Ada satu hal yang mengejutkan ketika saya membuka pintu kamar dan melihat ada Ezra juga disana, orang pertama yang saya kenal ketika di bandara. Selain Ezra, ada juga; Bisma (SMAN 3 Malang); dan Dimas (SMA Global Islamic Boarding School). Sejak menginjakkan kaki di kamar 310, pertama kalinya saya mendngar percakapan sesama orang Jawa menggunakan bahasa Jawa. Dan juga, datang ke lingkungan baru membuat saya harus merubah pola bicara saya menggunakan "aku & kamu" dan "gue & lu" :D
Setiap kamar berisi dari 3-4 orang, dan di setiap kamar tidak ada peserta yang berasal dari satu sekolah. Sehingga saya mau tidak mau harus berkenalan dan bercengkrama dengan teman baru. Ada satu hal yang mengejutkan ketika saya membuka pintu kamar dan melihat ada Ezra juga disana, orang pertama yang saya kenal ketika di bandara. Selain Ezra, ada juga; Bisma (SMAN 3 Malang); dan Dimas (SMA Global Islamic Boarding School). Sejak menginjakkan kaki di kamar 310, pertama kalinya saya mendngar percakapan sesama orang Jawa menggunakan bahasa Jawa. Dan juga, datang ke lingkungan baru membuat saya harus merubah pola bicara saya menggunakan "aku & kamu" dan "gue & lu" :D
Malam itu, sesampainya seluruh peserta di wisma, kami semua disuruh untuk menghadiri acara Soft Opening setelah beristirahat kurang lebih 1 jam setelah kedatangan. Meskipun kedengarannya seperti acara pembukaan, tetapi Soft Opening ini bukanlah acara pembukaan yang resmi. Acara ini hanya seperti sebuah 'sapaan ringan' dari panitia untuk menyambut seluruh peserta. Sekaligus briefing untuk seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan selama 6 hari berturut-turut.
Jam 22.00WIB, acara tersebut usai. Seluruh peserta kemudian di mobilisasikan menuju wisma menggunakan Bikun (Bis Kuning). Hari yang melelahkan di hari pertama kedatangan saya di OIS FISIP UI ke 12.
Hari kedua, tanggal 7 November 2015 adalah kali pertama saya disirami mentari pagi dari sudut Kota Depok di lingkungan Unversitas Indonesia. Kemudian, di pagi itu, seluruh peserta kemudian mendapat makanan ala panitia nya. Mau tidak mau semuanya harus menyesuaikan hidangan yang ada. Seperti nasi, ayam, lauk 'random'.
Tepat di hari itu, acara pembukaan yang diberi nama Grand Opening dilangsungkan. Dengan menggunakan pakaian sekolah masing-masing, kami semua disambut hangat oleh Ketua Panitia, Ketua BEM FISIP UI, Ketua Dekan, Perwakilan KPK, dll. Sebagai simbolis untuk membuka lomba, dipukul lah gong sebanyak dua belas kali sebagai penanda bahwa OIS FISIP UI ke 12 resmi dimulai.
Hari kedua, tanggal 7 November 2015 adalah kali pertama saya disirami mentari pagi dari sudut Kota Depok di lingkungan Unversitas Indonesia. Kemudian, di pagi itu, seluruh peserta kemudian mendapat makanan ala panitia nya. Mau tidak mau semuanya harus menyesuaikan hidangan yang ada. Seperti nasi, ayam, lauk 'random'.
Tepat di hari itu, acara pembukaan yang diberi nama Grand Opening dilangsungkan. Dengan menggunakan pakaian sekolah masing-masing, kami semua disambut hangat oleh Ketua Panitia, Ketua BEM FISIP UI, Ketua Dekan, Perwakilan KPK, dll. Sebagai simbolis untuk membuka lomba, dipukul lah gong sebanyak dua belas kali sebagai penanda bahwa OIS FISIP UI ke 12 resmi dimulai.
Selain Grand Opening, salah satu kegiatan utama di hari kedua adalah Focus Grup Discussion. Acara tersebut merupakan acara yang dimaksudkan untuk membahas lebih lanjut tentang kajian korupsi menurut 8 sudut pandang dari 8 jurusan yang ada di FISIP UI. FGD dibagi dalam 3 ruangan, dimana setiap ruangan membahas korupsi dari sudut pandang yang berbeda. Satu ruangan berisi 25 orang dan tidak boleh ada peserta dalam ruangan tersebut yang berasal dari sekolah yang sama. Saya mendapat kesempatan menganalisis korupsi dari sudut pandang Kriminologi dan Komunikasi. Lewat FGD, saya mulai mengenal lebih luas lawan sekaligus kawan saya lewat sesi perkenalan.
Tujuan dari FGD itu sendiri yaitu sebagai bekal untuk seluruh peserta dalam menjalani mata lomba Movie Review yang digelar pada hari itu juga.
Movie Review adalah sebuah mata lomba dimana setiap tim harus bisa membuat sebuah tulisan hasil dari menganalisis sebuah film. Film yang kemarin diputarkan adalah film dokumenter yang pernah menyabet gelar sebagai pemenang Festival Film Indonesia. Acara itu dibuka dengan sesi interaksi dengan salah satu komikus serta sutradara handal dari Indonesia.
Movie Review adalah sebuah mata lomba dimana setiap tim harus bisa membuat sebuah tulisan hasil dari menganalisis sebuah film. Film yang kemarin diputarkan adalah film dokumenter yang pernah menyabet gelar sebagai pemenang Festival Film Indonesia. Acara itu dibuka dengan sesi interaksi dengan salah satu komikus serta sutradara handal dari Indonesia.
Sempat terjadi sebuah kejadian seru sebelum kegiatan Movie Review dimulai. Waktu itu panitia menyuruh Regina (SMA Internasional Budi Mulia 2) untuk nyanyi ke depan. Karena saking enjoy nya, dia mau aja disuruh ke depan buat nyanyi. Lalu panitia juga memanggil Maariz (SMAN 1 Kota Ternate), Aji dan Bisma (SMAN 3 Malang) untuk menemankan Regina bernyanyi di depan. Lagu yang mereka bawakan adalah Flashlight dari Jessie J. Ya walaupun ga utuh lagunya, setidaknya peristiwa tersebut sempat mencairkan suasana antar peserta
Selepas menonton film tersebut, kemudian kami semua diangkut kemabli menuju wisma. Kalau kalian berpikir kami akan istirahat, berarti kalian salah. Setibanya di wisma, masing-masing tim kemudian harus berjibaku dengan kondisi lelah dan ngantuk demi menyelesaikan tulisan Move Review yang harus dikumpulkan malam itu juga, jam 23.59 WIB. Saya, Grace dan Dita juga sebenernya sempat menghadapi kendala karena tidak tahu harus memulai darimana. Tetapi untungnya, tulisan tim saya berhasil masuk tepat pukul 23.59 ke email panitia 0:)
Kegiatan di hari kedua sudah usai. Walaupun akhirnya saya baru bisa memejamkan mata pukul 02.00 WIB.
Hari Ketiga.
Bersambung....
Kegiatan di hari kedua sudah usai. Walaupun akhirnya saya baru bisa memejamkan mata pukul 02.00 WIB.
Hari Ketiga.
Bersambung....